Saat Hijab Ini Kau Permainkan

Saat Hijab Ini Kau Permainkan
Saat Hijab Ini Kau Permainkan


Bismillah . .

Aku kembali melakukan rutinitas harianku seperti biasa. Dari tempat kosku yang kecil, aku berangkat menuju sekolah dengan berjalan kaki. Sambil melihat sekeliling, tak terasa gerbang sekolah telah menyambut kedatanganku. Gerbang yang bertuliskan SMK Negeri 2 Temanggung tersebut seakan menyapaku dangan senyuman.

Waktupun terus berjalan menghabiskan fase pertama jam pelajaran di kelasku. Dan akhirnya bel istirahatpun berbunyi. Satu persatu siswa siswi keluar menuju kantin untuk membeli makanan. Dan hanya tersisa beberapa orang di kelas termasuk aku. Akupun memperhatikan sekeliling yang di mana teman-temanku sedang asyik-asyiknya bercanda.

Kuperhatikan mereka saling menarik-narik hijab satu sama lain sampai lolos. Dan merekapun tertawa terbahak-bahak seakan mereka senang sekali. Di lain sisi kulihat salah satu temanku sedang melepas hijabnya dan menyisir rambutnya. Padahal di kelas masih ada beberapa siswa yang notabennya mereka bukan mahramnya. Tapi seakan ia tidak peduli dan bahkan senyum bahagia ketika para siswa tersebut memuji rambutnya yang indah.

Memang kejadian tersebut biasa terjadi di sekolahku. Bahkan akupun sudah memaklumi. Tapi tetap saja, dalam pikiranku ada pertanyaan yang selalu ingin aku tanyakan. Dan hari ini akupun memberanikan diri untuk bertanya kepada mereka. Aku mendekat dan bertatap muka dengan mereka.

Aku : "Maaf teman-teman, bolehkah aku bertanya sesuatu ?"

Teman-teman : "Oh Fatimah. Kok kaya serius gitu ? Mau tanya apa memangnya ?"

Aku : "Begini. Dari awal aku di sini, aku sering sekali melihat kalian semua bersenang-senang dan tertawa lepas. Aku sungguh iri, karena aku sulit untuk bisa senang. Sungguh aku ingin bisa tertawa lepas dan bahagia seperti kalian. Aku ingin tanya bagaiman kalian bisa senang.

Misal saja ketika kalian saling menarik hijab, kalian bisa tertawa lepas. Aku mau sebab kalain bisa seperti itu. Aku sungguh bingung, karena ketika aku di Gaza dahulu akupun juga sering bermain menarik hijab seperti kalian. Ketika itu tentara-tentara Israel mengepungku dan menarik hijabku. Seperti kalian juga, aku juga sekuat mungkin menahan hijabku agar tidak lepas. Saat hijabku terlepas, merekapun tertawa terbahak-bahak.

Akupun juga ingin tertawa seperti mereka. Namun entah mengapa malah air mata yang dan jeritan kesakitan yang sanggup ku keluarkan. Saat ku ingin merasa senang seperi mereka. Entah mengapa malah kepedihan yang terasa menyayat-nyayat hatiku dengan membabi buta. Jadi aku berfikir apa sebenarnya yang membedakan aku dengan kalian ? Kita sama-sama memakai hijab. Sama-sama Muslimah. Tetapi mengapa kalian bisa tertawa, sedangkan aku tidak bisa ketika hijab ini dipermainkan.

Dan aku juga ingin tanya kenapa kalian bisa senag ketika rambut indah kalian dipuji oleh para siswa ? Sedangkan di Gaza, rambutku juga terlihat oleh beberapa orang lelaki setelah mereka menarik hijabku. Mereka juga memuji rambutku denga kata-kata indah. Tapi entah mengapa aku malah merasa harga diriku seperti menghilang. Aku merasa seperti wanita hina yang tealah kehilangan mahkota berharganya. Jadi apa sebabnya kita berbeda ? Sungguh aku ingin bisa bahagia seperti kalian ? :D "

Teman-teman : "Hiks hiks . . "

Aku : "Kenapa kalian malah menangis ? Aku ingin bisa bahagia seperti kalian. Bukan ingin kalian merasa sakit seperti waktu dulu teman-teman."

Teman-teman : "Hiks hiks. Maafkan kami ya Allah . ."

Semoga bisa diambil manfaatnya.

Jazakumullahu Khairan,

Penulis : Sofian Slamet Utomo
Previous
Next Post »